Awal film sih sempat ngerasa geli, apa harus pake formula seperti ini terus perfilman india. kisah sepasang kekasih yang tanpa canggung tinggal 1 rumah, gak canggung tidur seranjang meski mereka belum menikah? namun seiring berjalannya cerita, mereka mulai dewasa dan mulai memikirkan pernikahan.
Krish dan Ananya bertemu di kantin kampusnya, saat perempuan yang menjadi idola tersebut sedang marah pada petugas kantin hanya persoalan makanan yang disajikan tidak berbentuk seperti makanan yang layak untuk masuk ke dalam tenggorokan. Maka, Ananya dengan ceplas ceplosnya mengatakan bahwa makanan itu tidak layak, dan tanpa sungkan dia justru mengajak Krish untuk makan bersama di luar kampus. Ananya berpikir bahwa Krish berbeda dengan lelaki lain di kampusnya yang berusaha untuk mengencani perempuan cantik tersebut. Maka sejak makan bersama itu, Ananya merasa sangat senang berkenalan dengan krish, bahkan dia mengatakan bahwa Krish dan dia telah menjadi teman. Yah, hanya sebatas teman, itu yang diketahui Krish.
Krish ternyata diam-diam menaruh perhatian pada Ananya, sayangnya perempuan itu tidak menanggapinya dengan serius, hingga akhirnya Krish justru menjaga jarak dengan Ananya dan sontak membuat Ananya terkejut tidak mengerti.
Krish akhirnya mengatakan perasaanya pada Ananya, dan perasaan itu pun ternyata tidak sebelah tangan. Ananya menyukai Krish.
Ya, hasrat menggebu mereka yang terlalu bebas harus mencapai titik final pernikahan. Namun, Krish dan Ananya ternyata berbeda suku, dan suku mereka menurut tradisi justru tidak diperbolehkan menikah (semisal sunda dengan jawa atau dengan batak kali ya? Krish dan Ananya bukan lagi remaja seperti sebelumnya. mereka mulai bersikap dewasa, mereka ingin mengubah tradisi denganh cara yang halus. bisa saja mereka memilih kawin lari, tapi tidak! mereka ingin pernikahan mereka direstui oleh orangtua mereka dan mereka ingin semua keluarga tersenyum di hari pernikahan mereka. maka dimulailah perjuangan krish dan Ananya menyatukan cinta dan menyatukan dua keluarga.
Film ini sangat manis dan membuat tertawa karena perbedaan tradisi yang sangat dijunjung tinggi dan bagaimana Krish menanggapi permasalahan yang dihadapinya dengan caranya sendiri.
Aliya bhat cantik banget disini, tapi dia tidak mengeksplor kemampuan aktingnya seperti di highway dan udta punjab. Arjun kapoor sepertinya lebih menguasai film. amrita singh? weiis... dia tetap ratu akting kok, dia berperan sebagai ibu Krish yang tingkahnya selalu membuat penonton tertawa. paling ngena sih lagu mast magan, kerasa banget arjun kaya depresi buat menyatukan dua keluarga beda tradisi melalui lagu ini. dialog yang ringan namun cukup cerdas memang mampu membuat film ini jadi renyah dan nikmat. tapi gak banyak emosi juga sih di film ini. tontonan yang cukup menarik meski gak sebagus film karan johar yang lainnya. kesuksesan film ini bisa jadi karena bukunya sukses besar dan para pembacanya mengikuti filmnya juga.