 |
| Sinopsis Film Bollywood Pari |
Kisah Keturunan Jin Ifrit
Pari :Not A Fairytale adalah sebuah film horor terbaru Bollywood yang rilis Jumat 2 Maret 2018 kemarin. Pari adalah film produksi ketiga dari PH Clean Slate Film milik Anuskha Sharma. Ini adalah film debut sutradara baru Prosit Roy yang sebelumnya menjadi Asisten Sutradara di Film Anuskha sebelumnya NH10. Anuskha Sharma dan Parambratta Chaterjee bermain sebagai peran utama, dan didukung oleh Rajat kapoor, Ritabhari Chakraborty dan Mansi Multani. Ini adalah film Horor gaya baru di Bollywood yang banyak mendapat pujian dan dianggap sebagai film horor dengan gaya yang segar.
Pari (Peri): bukan dongeng mengambil kisah tentang cerita Jin Ifrit yang ada di dalam agama Islam. Diceritakan tahun 1990an di Bangladesh ada satu kelompok ajaran sesat yang memuja Jin Ifrit. mereka memuja Jin Ifrit dengan cara menyediakan perempuan-perempuan muda untuk digauli oleh Jin Ifrit agar Jin Ifrit memiliki keturunan dari manusia. Pemujaan kelompok sesat ini digagalkan oleh gerakan hari kiamat yang di pimpin oleh seorang professor. Mereka berhasil menyelamatkan para perempuan yang terlanjur hamil dengan membantu melahirkan kemudian membunuh bayi setengah Jin yang di sebut oleh film ini dengan Pari. Dari sekian banyak perempuan yang mengandung bayi Pari (Setengah manusia dan setengah Jin), ada satu perempuan yang berhasil meloloskan diri karena menolak anaknya di bunuh oleh profesor tersebut. Perempuan ini kemudian melahirkan dan melarikan diri ke India dan mengurus anaknya yang ternyata seorang perempuan dan ia beri nama Rukhsana. sebagai seorang manusia titisan Jin Ifrit,
Pari yang bernama Rukhsana ini memiliki ritual aneh setiap bulannya. ia harus mengeluarkan racun dari tubuhnya dengan cara menghisap atau menyemburkan racunnya ke binatang. selama hidup Pari juga seperti diikuti dan di awasi oleh keturunannya yaitu Jin Ifrit. Ketika dewasa Rukshana (Anuskha Sharma) bertemu dengan Arnaab (Parambrata Chaterjee) setelah kecelakaan yang menimpa Ibunya. Disinilah konflik dimulai dimana kedekatan Rukshana dan Arnaab tumbuh menjadi benih-benih cinta. Dan ini dicium oleh Jin Ifrit yang menginginkan hubungan Rukshana dan Arnaab menghasilkan garis keturunan Jin Ifrit selanjutnya yang akan menjadi Iblis paling berbahaya.
Secara keseluruhan, Pari tampil lumayan bagus. Sisi horor di film ini dihadirkan begitu mencekam. Tapi sayang hanya di awal film sampai 1/3 film berjalan. Selanjutnya Pari lebih mengeksplorasi sisi drama dan romansa Rukhsana dan Arnaab. Meskipun kisah profesor yang mengejar Pari bersama kelompoknya tergolong seru, namun lebih mirip cerita pemburu hantu yang kemana pun mengejar Pari. Dan berakhir dengan mudah saat Ruskhana mengeluarkan kekuatan terbesarnya saat hamil tua. Penggambaran sosok Pari (Setengah Jin dan setengah manusia) juga lebih mirip Vampire di film Twilight. Apa betul seperti itu sosok dari hasil hubungan manusia dan jin. Kita tidak tahu karena penulis naskah maupun sutradara tidak mendetail tentang kisah di balik Jin Ifrit. Ini mungkin yang membuat film Pari di tolak dibeberapa negara Islam. Karena sosok Jin Ifrit dalam film tidak digambarkan berdasarkan kitab ataupun ajaran agama Islam yang sesungguhnya. Sosok Jin Ifrit di film ini lebih ke tempelan pengantar sosok asal muasal Pari. Jin Ifrit nya sendiri tidak muncul ataupun melakukan sesuatu yang besar di sepanjang film.
Penampilan Anuskha Sharma sebagai Pari dinilai bagus. Bisa jadi ini salah satu penampilan berkesan Anuskha dari banyak peran yang ia mainkan. Ia tampil dingin, lembut, namun bisa juga keji saat sisi iblisnya muncul. Parambrata Chaterjee sebagai Arnab (Aktor dalam film Kahaani) juga tampil berkesan. Jajaran pemain lainnya tampil cukup baik. Kekurangan dari film ini hanyalah alur film yang berubah dari horor mencekam menjadi drama kisah cinta. Ini bisa jadi sesuatu yang bagus bagi sebagian orang, tapi bisa juga menjadi sesuatu yang buruk dan membosankan bagi yang suka ketegangan. Sebuah film yang bisa dibilang layak di tonton untuk penggemar film Horor. Dan juga penggemar film kisah cinta.
Saya kasih rating 6/10
(Edin Chawla)
